PENGANTAR
Kedua puluh puisi berikut ini merupakan puisi-puisi yang kugunakan dalam pementasan puisi di kota Dili, Timor-Leste pada bulan Mei 2005. Pementasan tersebut merupakani salah satu mata acara dari pementasan seni bersama rekan-rekan seniman lainnya bertemakan “SANAK BARAK SULI BA IDA”, yang artinya “BANYAK CABANG, BERMUARA SATU”.
Semua puisi ini merupakan karya-karya yang belum diterbitkan sebelumnya, kecuali satu puisi. Puisi “Burung Merpati”lah yang telah muncul dalam kumpulan puisiku yang pertama berjudul “Menari Mengelilingi Planet Bumi”, dan diterbitkan di Belanda pada tahun 1995.
Bersama kawan pelukis, Yahya Lambertz, asal Indonesia, aku membacakan puisi-puisi ini dalam tiga bahasa:Indonesia, Tetun dan Inggris. Versi Bahasa Indonesialah dibaca lebih dulu, dengan maksud untuk menciptakan suasana artisitik buat Yayha. Dengan demikian, dia dengan leluasa memainkan kuasnya di atas kanvas, ikuti irama dan gerak batinnya. Dia membuat lukisan abstrak ketika pembacaan dilangsungkan. Sebuah eksperimen yang pertama dalam kehidupan kami sebagai seniman, dan sekaligus sebagai salah satu ‘pentas monumental’. Pementasan itu mendapat sambutan hangat dari para penonton pada waktu itu..
Aku anggap dirikulah si pembicara, dan Yahlahlah sebagai penerjemahku malam itu.
Aku sangat menantikan komentar literer yang kritis atas karya-karyaku ini.
Salam Sastra,
Abé Barreto Soares
Dili, 15 Pebruari 2007
---------------------------------------------------------
1. BURUNG PERDAMAIAN
O, merpati manis, burung perdamaian
dimanakah kau sebenarnya?
O, merpati manis, burung perdamaian
yang mampu terbang sangat meninggi
dimanakah kau sebenarnya telah berada?
Tak tahan lagi aku menantimu
untuk terbang kembali
dan hinggap disini, di atas pohon beringin besar
yang elok berindang ini
dengan sebatang dahan zaitun,
mendekap rapat di paruhmu
O, merpati manis, burung perdamaian
aku begitu tak sabar menunggu
untuk menguping nyanyian Jerusalemmu
yang sangat melodius dan syahdu itu!
---
2003-2005
2. IN MEMORIAM *) SERGIO VIEIRA DE MELLO
sebuah tiang bendera kau tancapkan
di bumi **)lafaek yang kering dan tandus
bendera berkibar
dikipas angin kencang
kau beri hormat
kau mundur
kau menepi
---
2003-2005
*) Bekas kepala Misi PBB di Timor-Leste, UNTAET dari tahun 1999-2002 (almarhum), yang tewas di Irak pada bulan Agustus 2003
**)Buaya (menurut dongeng daratan Timor terbentuk dari seekor buaya).
3. SALIB YANG KAMI PANGGUL
Kami melangkah, memanggul salib
Di tengah jalan, kami jatuh dan jatuh lagi
Di atas Golgota, terang sinar
meringankan beban yang kami pikul
setengah hati
---
2005
4. BAGHDAD TERSAYAT LUKA
Baghdad tersayat luka,
Baghdad rubuh, tak berdaya!
Baghdad lesuh, berlumuran darah!
Luka Baghdad, luka kita bersama!
---
2003-2005
5. TERTANCAP SEBUAH SANGKUR
Tertancap sebuah sangkur!
Malang sang buaya,
tubuh terkapar, mulut berbusa
Mulut sang buaya berkomat-kamit:
“apa salahku?
apa dosaku? ”
---
2002-2005
6. JUBAH PUTIH
jubah putih berdebu
jubah putih bercak darah:
mengantar kurban persembahan
jubah putih kini
dicaci,
jubah putih kini
dicincang,
diinjak
dan dibuang
---
2005
7. LÁGRIMAS DO XANANA (AIR MATA XANANA)
Air mata Xanana
hangat dan kental
Menjelma jadi balsem-balsem
Sembuhkan luka-luka
---
2002
8. PONTE KAIS—PELABUHAN DILI
batu-batu cadas, batu-batu karang
riak-riak ombak, cahaya-cahaya lampu
berebut ucap, nyatakan sikap:
disini aku ada, disini aku eksis
---
2002
9. AKULAH SEBUAH KERIKIL YANG KAU LEMPARKAN
(Meditasi Senja)
“ketika semua dawai kehidupanku akan dimainkan, maka
setiap sentuhan-Mu akan muncul musik cinta.”
Rabindranath Tagore
akulah sebuah kerikil
yang Kau lemparkan, Tuhan
ke dasar kolam yang sejuk bening
aku tenggelam
sekilas tinggalkan riak-riak
perlahan-lahan menepi
mentari senja
pancarkan sinar
mencium bibir kolam
riak-riak ombak
jinak-jinak berbusa
riak-riak ombak
perlahan-lahan
menghilang
---
2002-2005
10.DI ATAS BUKIT-BUKIT TANDUS
salib-salib bercahaya
di bukit-bukit tandus
menetes darah-darah segar,
suburkan tanah-tanah datar
berkuncup tunas-tunas muda
sebarkan merbak-merbak surgawi
---
2005
11.DESEMBER TUJUH LIMA (1)
Dili menggigil
Dili ketakutan
Dili ragu-ragu
menyeret langkah-langkah
susuri jejak-jejak merdeka
---
2002-2005?
12. DESEMBER TUJUH LIMA (2)
martabatku diinjak
martabatku diborgol
aku menatap
dalam gugup
aku berucap
dalam gagap
---
2002-2005?
13. *NICOLAU LOBATO
kegelapan erat memborgol
kegelapan erat membalut
kaulah terang menembus
kaulah terang mendobrak
tegak kami berdiri
tegak kami melangkah
tegak kami menyongsong
semilir segar bayu
---
2003-2005?
*) Pemimpin perlawanan Timor-Leste yang tewas dalam pertempuran
melawan tentara Indonesia pada tahun 1978
14. PÁPA
Papa bukan malaikat. Baju Papa
berlumpur. Papa jatuh tersungkur
pinta
uluran ampun
---
2003-2005?
15. *MANATUTO
manatuto: akarku
kuat menancap
ranting-rantingku subur menjulur
ranting-rantingku sigap melalang,
jajaki sudut-sudut buana
---
2004-2005
*) Nama sebuah distrik di Timor-Leste, tempat kelahiran ayahku.
16. SETEMBRO NEGRO
puing-puing menjulang
puing-puing berserakan
tampilkan saksi-saksi bisu
beberkan kisah-kisah pilu
---
2004-2005
17. LISBON: SEKILAS SKETSA
terik mentari
membakar wajah kota
[rindu dendam
berebut ucap,
berebut cakap,
berebut pentas]
mondar-mandir wisatawan
mencari nikmat
[aku:pemulung fosil-fosil jaman,
aku: warga buana,
melancong tak berujung pangkal]
tak kencang bertiup angin
sejuki wajah kota yang semakin menua
[lorosa’e (baca: timor-lorosa’e] yang hancur lebur
laksana seekor pheonix mengepak-kepak sayap
dari dekapan sisa-sisa abu,
dan terbang lagi,
meninggi
menerobos batas-batas cakrawala]
sore beranjak tiba
seorang bocah cigano
mengamen dengan akordion mungil
meminta belas kasih
anjingnya kurus kering
setia menemani
[ah, mengapa antara “the haves”
dan “haves not”
senantiasa ada jurang pemisah?]
di praça do comercio
tampak ada tertulis di dinding tembok,
“MORTE AO IMPERIALISMO!
CLINTON, GO HOME!
[rupanya Pam Sam
dan tetek bengeknya
tak mendapat tempat disini]
fado beralun, sayup-sayup terdengar
dari mulut wanita setengah baya, bergigi ompong
menyambut senja,
sebentar lagi turun
selimuti
wajah kota
----
2000-2005
18. AKULAH GEMBALA, KAULAH KAWANAN DOMBA
akulah gembala
kaulah kawanan domba
letihmu menikam
letihmu merajam
disini aku menunggumu mampir
disini aku menunggumu
eluskan letihmu yang berkumat
---
2005
19. DIAMKU
diamku ditafsir
seribu maksud
diamku
semata isyarat protes:
aku tak mau dibelenggu
---
2005
20. ERNESTO “CHE” GUEVARA
kejora Latina
berpijar di waktu subuh
terangi tapak-tapak
---
1997-2005
------
---------------------------------------------------------
1. BURUNG PERDAMAIAN
O, merpati manis, burung perdamaian
dimanakah kau sebenarnya?
O, merpati manis, burung perdamaian
yang mampu terbang sangat meninggi
dimanakah kau sebenarnya telah berada?
Tak tahan lagi aku menantimu
untuk terbang kembali
dan hinggap disini, di atas pohon beringin besar
yang elok berindang ini
dengan sebatang dahan zaitun,
mendekap rapat di paruhmu
O, merpati manis, burung perdamaian
aku begitu tak sabar menunggu
untuk menguping nyanyian Jerusalemmu
yang sangat melodius dan syahdu itu!
---
2003-2005
2. IN MEMORIAM *) SERGIO VIEIRA DE MELLO
sebuah tiang bendera kau tancapkan
di bumi **)lafaek yang kering dan tandus
bendera berkibar
dikipas angin kencang
kau beri hormat
kau mundur
kau menepi
---
2003-2005
*) Bekas kepala Misi PBB di Timor-Leste, UNTAET dari tahun 1999-2002 (almarhum), yang tewas di Irak pada bulan Agustus 2003
**)Buaya (menurut dongeng daratan Timor terbentuk dari seekor buaya).
3. SALIB YANG KAMI PANGGUL
Kami melangkah, memanggul salib
Di tengah jalan, kami jatuh dan jatuh lagi
Di atas Golgota, terang sinar
meringankan beban yang kami pikul
setengah hati
---
2005
4. BAGHDAD TERSAYAT LUKA
Baghdad tersayat luka,
Baghdad rubuh, tak berdaya!
Baghdad lesuh, berlumuran darah!
Luka Baghdad, luka kita bersama!
---
2003-2005
5. TERTANCAP SEBUAH SANGKUR
Tertancap sebuah sangkur!
Malang sang buaya,
tubuh terkapar, mulut berbusa
Mulut sang buaya berkomat-kamit:
“apa salahku?
apa dosaku? ”
---
2002-2005
6. JUBAH PUTIH
jubah putih berdebu
jubah putih bercak darah:
mengantar kurban persembahan
jubah putih kini
dicaci,
jubah putih kini
dicincang,
diinjak
dan dibuang
---
2005
7. LÁGRIMAS DO XANANA (AIR MATA XANANA)
Air mata Xanana
hangat dan kental
Menjelma jadi balsem-balsem
Sembuhkan luka-luka
---
2002
8. PONTE KAIS—PELABUHAN DILI
batu-batu cadas, batu-batu karang
riak-riak ombak, cahaya-cahaya lampu
berebut ucap, nyatakan sikap:
disini aku ada, disini aku eksis
---
2002
9. AKULAH SEBUAH KERIKIL YANG KAU LEMPARKAN
(Meditasi Senja)
“ketika semua dawai kehidupanku akan dimainkan, maka
setiap sentuhan-Mu akan muncul musik cinta.”
Rabindranath Tagore
akulah sebuah kerikil
yang Kau lemparkan, Tuhan
ke dasar kolam yang sejuk bening
aku tenggelam
sekilas tinggalkan riak-riak
perlahan-lahan menepi
mentari senja
pancarkan sinar
mencium bibir kolam
riak-riak ombak
jinak-jinak berbusa
riak-riak ombak
perlahan-lahan
menghilang
---
2002-2005
10.DI ATAS BUKIT-BUKIT TANDUS
salib-salib bercahaya
di bukit-bukit tandus
menetes darah-darah segar,
suburkan tanah-tanah datar
berkuncup tunas-tunas muda
sebarkan merbak-merbak surgawi
---
2005
11.DESEMBER TUJUH LIMA (1)
Dili menggigil
Dili ketakutan
Dili ragu-ragu
menyeret langkah-langkah
susuri jejak-jejak merdeka
---
2002-2005?
12. DESEMBER TUJUH LIMA (2)
martabatku diinjak
martabatku diborgol
aku menatap
dalam gugup
aku berucap
dalam gagap
---
2002-2005?
13. *NICOLAU LOBATO
kegelapan erat memborgol
kegelapan erat membalut
kaulah terang menembus
kaulah terang mendobrak
tegak kami berdiri
tegak kami melangkah
tegak kami menyongsong
semilir segar bayu
---
2003-2005?
*) Pemimpin perlawanan Timor-Leste yang tewas dalam pertempuran
melawan tentara Indonesia pada tahun 1978
14. PÁPA
Papa bukan malaikat. Baju Papa
berlumpur. Papa jatuh tersungkur
pinta
uluran ampun
---
2003-2005?
15. *MANATUTO
manatuto: akarku
kuat menancap
ranting-rantingku subur menjulur
ranting-rantingku sigap melalang,
jajaki sudut-sudut buana
---
2004-2005
*) Nama sebuah distrik di Timor-Leste, tempat kelahiran ayahku.
16. SETEMBRO NEGRO
puing-puing menjulang
puing-puing berserakan
tampilkan saksi-saksi bisu
beberkan kisah-kisah pilu
---
2004-2005
17. LISBON: SEKILAS SKETSA
terik mentari
membakar wajah kota
[rindu dendam
berebut ucap,
berebut cakap,
berebut pentas]
mondar-mandir wisatawan
mencari nikmat
[aku:pemulung fosil-fosil jaman,
aku: warga buana,
melancong tak berujung pangkal]
tak kencang bertiup angin
sejuki wajah kota yang semakin menua
[lorosa’e (baca: timor-lorosa’e] yang hancur lebur
laksana seekor pheonix mengepak-kepak sayap
dari dekapan sisa-sisa abu,
dan terbang lagi,
meninggi
menerobos batas-batas cakrawala]
sore beranjak tiba
seorang bocah cigano
mengamen dengan akordion mungil
meminta belas kasih
anjingnya kurus kering
setia menemani
[ah, mengapa antara “the haves”
dan “haves not”
senantiasa ada jurang pemisah?]
di praça do comercio
tampak ada tertulis di dinding tembok,
“MORTE AO IMPERIALISMO!
CLINTON, GO HOME!
[rupanya Pam Sam
dan tetek bengeknya
tak mendapat tempat disini]
fado beralun, sayup-sayup terdengar
dari mulut wanita setengah baya, bergigi ompong
menyambut senja,
sebentar lagi turun
selimuti
wajah kota
----
2000-2005
18. AKULAH GEMBALA, KAULAH KAWANAN DOMBA
akulah gembala
kaulah kawanan domba
letihmu menikam
letihmu merajam
disini aku menunggumu mampir
disini aku menunggumu
eluskan letihmu yang berkumat
---
2005
19. DIAMKU
diamku ditafsir
seribu maksud
diamku
semata isyarat protes:
aku tak mau dibelenggu
---
2005
20. ERNESTO “CHE” GUEVARA
kejora Latina
berpijar di waktu subuh
terangi tapak-tapak
---
1997-2005
------
No comments:
Post a Comment