Thursday, February 15, 2007

PUISI-PUISI PENTAS 1: "SANAK BARAK, SULI BA IDA"




PENGANTAR

Kedua puluh puisi berikut ini merupakan puisi-puisi yang kugunakan dalam pementasan puisi di kota Dili, Timor-Leste pada bulan Mei 2005. Pementasan tersebut merupakani salah satu mata acara dari pementasan seni bersama rekan-rekan seniman lainnya bertemakan “SANAK BARAK SULI BA IDA”, yang artinya “BANYAK CABANG, BERMUARA SATU”.

Semua puisi ini merupakan karya-karya yang belum diterbitkan sebelumnya, kecuali satu puisi. Puisi “Burung Merpati”lah yang telah muncul dalam kumpulan puisiku yang pertama berjudul “Menari Mengelilingi Planet Bumi”, dan diterbitkan di Belanda pada tahun 1995.

Bersama kawan pelukis, Yahya Lambertz, asal Indonesia, aku membacakan puisi-puisi ini dalam tiga bahasa:Indonesia, Tetun dan Inggris. Versi Bahasa Indonesialah dibaca lebih dulu, dengan maksud untuk menciptakan suasana artisitik buat Yayha. Dengan demikian, dia dengan leluasa memainkan kuasnya di atas kanvas, ikuti irama dan gerak batinnya. Dia membuat lukisan abstrak ketika pembacaan dilangsungkan. Sebuah eksperimen yang pertama dalam kehidupan kami sebagai seniman, dan sekaligus sebagai salah satu ‘pentas monumental’. Pementasan itu mendapat sambutan hangat dari para penonton pada waktu itu..

Aku anggap dirikulah si pembicara, dan Yahlahlah sebagai penerjemahku malam itu.

Aku sangat menantikan komentar literer yang kritis atas karya-karyaku ini.
Salam Sastra,
Abé Barreto Soares
Dili, 15 Pebruari 2007


---------------------------------------------------------
1. BURUNG PERDAMAIAN

O, merpati manis, burung perdamaian
dimanakah kau sebenarnya?
O, merpati manis, burung perdamaian
yang mampu terbang sangat meninggi
dimanakah kau sebenarnya telah berada?
Tak tahan lagi aku menantimu
untuk terbang kembali
dan hinggap disini, di atas pohon beringin besar
yang elok berindang ini
dengan sebatang dahan zaitun,
mendekap rapat di paruhmu
O, merpati manis, burung perdamaian
aku begitu tak sabar menunggu
untuk menguping nyanyian Jerusalemmu
yang sangat melodius dan syahdu itu!
---
2003-2005

2. IN MEMORIAM *) SERGIO VIEIRA DE MELLO

sebuah tiang bendera kau tancapkan
di bumi **)lafaek yang kering dan tandus

bendera berkibar
dikipas angin kencang

kau beri hormat

kau mundur

kau menepi
---
2003-2005

*) Bekas kepala Misi PBB di Timor-Leste, UNTAET dari tahun 1999-2002 (almarhum), yang tewas di Irak pada bulan Agustus 2003

**)Buaya (menurut dongeng daratan Timor terbentuk dari seekor buaya).

3. SALIB YANG KAMI PANGGUL

Kami melangkah, memanggul salib
Di tengah jalan, kami jatuh dan jatuh lagi

Di atas Golgota, terang sinar
meringankan beban yang kami pikul
setengah hati
---
2005

4. BAGHDAD TERSAYAT LUKA

Baghdad tersayat luka,
Baghdad rubuh, tak berdaya!
Baghdad lesuh, berlumuran darah!

Luka Baghdad, luka kita bersama!
---
2003-2005

5. TERTANCAP SEBUAH SANGKUR

Tertancap sebuah sangkur!

Malang sang buaya,
tubuh terkapar, mulut berbusa

Mulut sang buaya berkomat-kamit:
“apa salahku?
apa dosaku? ”

---
2002-2005


6. JUBAH PUTIH

jubah putih berdebu
jubah putih bercak darah:
mengantar kurban persembahan

jubah putih kini
dicaci,
jubah putih kini
dicincang,
diinjak
dan dibuang
---
2005

7. LÁGRIMAS DO XANANA (AIR MATA XANANA)

Air mata Xanana
hangat dan kental

Menjelma jadi balsem-balsem

Sembuhkan luka-luka
---
2002

8. PONTE KAIS—PELABUHAN DILI

batu-batu cadas, batu-batu karang

riak-riak ombak, cahaya-cahaya lampu
berebut ucap, nyatakan sikap:
disini aku ada, disini aku eksis
---
2002


9. AKULAH SEBUAH KERIKIL YANG KAU LEMPARKAN
(Meditasi Senja)

ketika semua dawai kehidupanku akan dimainkan, maka
setiap sentuhan-Mu akan muncul musik cinta.”

Rabindranath Tagore

akulah sebuah kerikil
yang Kau lemparkan, Tuhan
ke dasar kolam yang sejuk bening

aku tenggelam

sekilas tinggalkan riak-riak
perlahan-lahan menepi

mentari senja
pancarkan sinar
mencium bibir kolam

riak-riak ombak
jinak-jinak berbusa
riak-riak ombak
perlahan-lahan
menghilang
---
2002-2005

10.DI ATAS BUKIT-BUKIT TANDUS

salib-salib bercahaya
di bukit-bukit tandus

menetes darah-darah segar,
suburkan tanah-tanah datar

berkuncup tunas-tunas muda
sebarkan merbak-merbak surgawi
---
2005

11.DESEMBER TUJUH LIMA (1)

Dili menggigil
Dili ketakutan

Dili ragu-ragu
menyeret langkah-langkah

susuri jejak-jejak merdeka

---
2002-2005?

12. DESEMBER TUJUH LIMA (2)

martabatku diinjak
martabatku diborgol

aku menatap
dalam gugup

aku berucap
dalam gagap
---
2002-2005?

13. *NICOLAU LOBATO

kegelapan erat memborgol
kegelapan erat membalut

kaulah terang menembus
kaulah terang mendobrak

tegak kami berdiri
tegak kami melangkah
tegak kami menyongsong

semilir segar bayu

---
2003-2005?

*) Pemimpin perlawanan Timor-Leste yang tewas dalam pertempuran
melawan tentara Indonesia pada tahun 1978

14. PÁPA

Papa bukan malaikat. Baju Papa
berlumpur. Papa jatuh tersungkur

pinta
uluran ampun
---
2003-2005?

15. *MANATUTO

manatuto: akarku
kuat menancap

ranting-rantingku subur menjulur

ranting-rantingku sigap melalang,
jajaki sudut-sudut buana

---
2004-2005

*) Nama sebuah distrik di Timor-Leste, tempat kelahiran ayahku.

16. SETEMBRO NEGRO

puing-puing menjulang
puing-puing berserakan

tampilkan saksi-saksi bisu
beberkan kisah-kisah pilu
---
2004-2005

17. LISBON: SEKILAS SKETSA

terik mentari
membakar wajah kota

[rindu dendam
berebut ucap,
berebut cakap,
berebut pentas]

mondar-mandir wisatawan
mencari nikmat

[aku:pemulung fosil-fosil jaman,
aku: warga buana,
melancong tak berujung pangkal]

tak kencang bertiup angin
sejuki wajah kota yang semakin menua

[lorosa’e (baca: timor-lorosa’e] yang hancur lebur
laksana seekor pheonix mengepak-kepak sayap
dari dekapan sisa-sisa abu,
dan terbang lagi,
meninggi
menerobos batas-batas cakrawala]

sore beranjak tiba
seorang bocah cigano
mengamen dengan akordion mungil
meminta belas kasih
anjingnya kurus kering
setia menemani

[ah, mengapa antara “the haves”
dan “haves not”
senantiasa ada jurang pemisah?]


di praça do comercio
tampak ada tertulis di dinding tembok,
“MORTE AO IMPERIALISMO!
CLINTON, GO HOME!

[rupanya Pam Sam
dan tetek bengeknya
tak mendapat tempat disini]

fado beralun, sayup-sayup terdengar
dari mulut wanita setengah baya, bergigi ompong
menyambut senja,
sebentar lagi turun
selimuti
wajah kota

----
2000-2005

18. AKULAH GEMBALA, KAULAH KAWANAN DOMBA

akulah gembala
kaulah kawanan domba

letihmu menikam
letihmu merajam

disini aku menunggumu mampir

disini aku menunggumu
eluskan letihmu yang berkumat
---
2005

19. DIAMKU

diamku ditafsir
seribu maksud

diamku
semata isyarat protes:
aku tak mau dibelenggu
---
2005

20. ERNESTO “CHE” GUEVARA

kejora Latina
berpijar di waktu subuh

terangi tapak-tapak
---
1997-2005

------

No comments: