Friday, December 31, 2010

PUISI LAMA-3




1978

Darah seorang Nicolau Lobato
akhirnya berhenti juga mengalir
pada urat-uratnya

Jiwanya mondar-mandir
di lembah-lembah bukit

hidupkan terus
dian perjuangan

yang seakan-akan padam
--
1992-1994


NB: Dili, 31-12-2010

Hari ini ketika aku naik bemo menuju kantor aku melihat sebuah spanduk putih yang dipasang di depan Istana Presiden RDTL bertuliskan:

-----
[ Em memória dos 32 anos da morte do Saudoso Presidente Nicolau Lobato

“O seu último combate como exemplo de heroismo e abnegação para a causa comum” ]


[Sebagai kenangan 32 tahun kematian Almarhum Presiden Nicolau Lobato

”Pertempuranya yang terakhir sebagai teladan kepahlawanan dan pengorbanan untuk kepentingan umum” ]

------
Aku sengaja menurunkan puisi lama ini pada hari ini sebagai sebuah kehormatan bagi Nicolau Lobato, sang pahlawan, sang asswain Timor-Lorosa’e yang gugur di medan perjuangan pada tanggal 31 Desember 1978. Jadi hari ini genaplah 32 tahun sang pemimpin besar Timor-Loroa’e itu berhenti menghirup nafasnya yang segar.

Wednesday, December 29, 2010

PUISI LAMA-2




EKSPRESI PUITIKA

Di atas panggung
Kahlil Gibran tampil dan bilang,
”Libanon adalah ekspresi puitikaku”
Tiba pula giliranku tampil
dan bilang,
”Timor-Lorosa’e adalah ekspresi puitikaku”

Akan kutinggalkan sebuah monumen
di pelataran ini
lalu diam
dan menepi
--
1991-1994

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 116

*) Setia pada janji-janji Allah memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak mungkin.

*) Ingat, dirimulah musuhmu! Ingat, “mulutmu harimaumu”!

*) Kalau dicubit sakit, ya jangan menyubit, dong?

Tuesday, December 28, 2010

PENGANTAR PENYAJI: MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI [KUMPULAN PUISI KESABERE]

PENGANTAR PENYAJI: MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI [KUMPULAN PUISI KESABERE]

Dili, 28 Desember 2010

Pengantar

Sebagaimana dikatakan dalam catatan pengantar sebelumnya bawah buku kumpulan puisi “Menari Mengelilingi Planet
Bumi” telah diterbitkan pada tahun 1995 oleh Stichting Budaya, Amsterdam, Belanda, dengan editor seorang kawan penyair Indonesia, Abdul Kohar Ibrahim (Kreasi, edisi: 23)—ISSN-0923-4934.

Kali ini aku ingin terbitkan juga catatan kawan penyair itu sebagai penyaji dalam buku kumpulan tersebut (lihat lampiran).

Sebagai informasi tambahan bahwa kawan penyair tersebut hadir juga di lembaran facebook. Lebih jauh ia dikenal dengan singkatan namanya, AKI. Banyak tulisan-tulisannya yang memukau tentang sastra Indonesia, yang ditinjau dari seorang pengarang yang terpaksa hidup di negeri asing lantaran keganasan rejim Orde Baru muncul di lembaran facebook.

Selamat membaca!

Salam,
Kesabere (Marubi)
--

DARI PENYAJI

Masa ini, di arena planet bumi, terasa sekali suasana memperingati 50 Tahun atas Kemenangan Fasisme. Sedangkan yang berkaitan khusus dengan kita, di Nusantara, selain mengenang keruntuhan fasisme Jepang, sekaligus juga diproklamirkannya kemerdekaaan bangsa Indonesia. Ironisi sekali, dalam periode sejarah itu, negeri-negeri yang berjuang melawan pendudukan atau penjajahan fasis atau kolonialisme ada yang bertindak seperti apa yang dilawannya. Salah satu contohnya adalah Indonesia dibawah rejim Orde Baru.

Dalam suasana memperingati “50 Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI, 30 Tahun Represi Orde Baru dan 20 Tahun Penjajahan atas Timor-Lorosa’e, kami sajikan sejumlah terbitan, terutama nomor-nomor Kreasi dan Arena.

Nomor Kreasi ini adalah berupa kumpulan sajak penyair eksilan Timor-Lorosa’e Kesabere: Menari Mengelilingi Planet Bumi”. Bagi Kesabere, menulis puisi adalah sebagai sebuah bentuk perjuangan dalam kehidupan. Ketulusan dan kerendahhatiannya memperkuat pendapat kami, bahwa kusajak pertamanya ini merupakan kontribusi penting dalam dunia kesusastraan dan perjuangan manusia yang adil dan beradab.

Mudah-mudahan maksud dan tujuan kami tidak akan sia-sia. Selamat membaca.

Erobar, Mei 1995 A.Kohar Ibrahim

Sunday, December 26, 2010

PUISI LAMA-1



MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI

Almarhum Walt Whitman, penyair Amerika
dan almarhum Pablo Neruda, penyair Chili
bersamaku di pusat kota Montreal
habiskan akhir pekan
Kami saling tukar pandangan tentang
demokrasi, kemanusiaan dan kebebasan
Sekejap mata
aku membabayang
kapan
tiba mimpi negeriku jadi nyata:
memegang obor kebebasan
dan menari mengelilingi planet Bumi
dengan polesan senyum di bibirnya
--
@ Desember 1991

MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI [KUMPULAN PUISI KESABERE]



Dili, 26 Desember 2010

MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI
[KUMPULAN PUISI KESABERE]


Pengantar


Dalam kumpulan puisi ini terdapat 60 puisi. Aku memakai nama samaran dalam menuliskan karya-karya ini.

Buku ini telah diterbitkan pada tahun 1995 oleh Stichting Budaya, Amsterdam, Belanda, dengan editor seorang kawan penyair Indonesia, A. Kohar Ibrahim (Kreasi, edisi: 23)—ISSN-0923-4934.

Tujuan diumumkannya puisi-puisi ini di lembaran blog ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada kawan-kawan, baik dari Timor-Leste maupun Indonesia yang belum sempat membaca puisi-puisi ini sebelumnya.

Mulai hari ini aku akan memulai menerbitkan lagi satu per satu puisi tersebut dengan label "puisi lama".

Saya sangat mengharapkan komentar dan kritik terhadap karya-karya awal saya ini dari pembaca sekalian.

Dalam catatan ini saya sengaja menurunkan “Sekapur Sirih” yang saya tulis untuk kumpulan puisi tersebut.

Selamat membaca!

Salam,
Abé Barreto Soares
--

SEKAPUR SIRIH

“Poesia
Pardoname por haberte ayudado a comprender
que no estas echo solo de palabra”
ROQUE DALTON

Puisi-puisi yang ada dalam kumpulan ini kutulis selama aku hidup di perantaun sebagai seorang ‘political exile’. Beberapa puisi yang ada dalam kumpulan puisi ini telah muncul di beberapa penerbitan yang terdapat di Amerika Utara dalam versi bahasa Inggris.

Timor-Lorosa’e merupakan ekspresi puitikaku. Dalam kumpulan puisi ini, para pembaca akan menemukan sendiri banyak puisi-puisi yang bernafaskan perjuangan Timor-Lorosa’e untuk mencapai perdamaian, keadilan dan kebebasan.

Kumpulan ini merupakan kumpulan puisiku yang pertama yang kulakukan demi penerbitan bagi pembaca dalam skop yang lebih luas. Telah lama aku impikan untuk mengumpulkan puisi-puisiku ini. Dengan penerbitan puisi-puisi ini, boleh dikatakan bahwa impianku telah menjadi nyata.

Bagiku, menulis puisi merupakan sebuah perjuangan dalam kehidupan untuk tetap konsisten dalam mendengarkan teriakan suara hatiku dan kemudian menuangkannya lewat bentuk kata-kata. Dalam pengalamanku menulis puisi selama ini, aku merasa bahwa semakin aku banyak menuliskannya, semakin aku merasa aku belum memberikan kontribusi yang berarti bagi kehidupan sebagai seorang penyair. Aku selalu saja merasa gelisah dan tak berdaya di tengah-tengah hiruk-pikuk jaman.

Selamat membaca!

Amerika Utara, Desember 1994

Kesabere

Friday, December 24, 2010

PUISI BULANAN-52




PESAN NATAL

Hati kita sucikan
Pikiran kita persiapkan
menjadi ’santuari’—
buat menyambut Sang Pangeran Perdamaian

Salam Natal buat sobat dan kerabat sekalian!
--
@ Dili, 24-12-2010

Monday, December 20, 2010

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 115

*)Anak-anaklah merupakan keturunan kita. Merekalah darah daging kita. Merekalah yang akan meneruskan adat-istiadat kita di hari-hari mendatang.

*)Belajar dari universitas kehidupan kita tidak pernah lulus. Kita menjadi mahasiswa abadi. Maha guru kita adalah pengalaman--baik pahit dan manis.

*)Pepatah lama ini selalu saja relevan dengan segala jaman:"Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.".

*)Kita boleh saja dengan seribu satu dalih berbohong kepada orang lain tentang sesuatu dan lain hal, tapi kita tak bisa berbohong kepada hati nurani kita.

*)Senantiasa kita berada di persimpangan jalan dalam derap langkah kehidupan ini. Setiap kali kita memutuskan untuk menelusuri salah satu jalan dari persimpangan itu, selalu saja ada konsekuensinya.

Wednesday, December 15, 2010

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 114

*) Para orang tua berkata bahwa apabila kita ingin betul-betul menjadi seorang pejuang yang sejati, maka kita harus mencurigai bayangan kita sendiri.