Sunday, December 26, 2010

MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI [KUMPULAN PUISI KESABERE]



Dili, 26 Desember 2010

MENARI MENGELILINGI PLANET BUMI
[KUMPULAN PUISI KESABERE]


Pengantar


Dalam kumpulan puisi ini terdapat 60 puisi. Aku memakai nama samaran dalam menuliskan karya-karya ini.

Buku ini telah diterbitkan pada tahun 1995 oleh Stichting Budaya, Amsterdam, Belanda, dengan editor seorang kawan penyair Indonesia, A. Kohar Ibrahim (Kreasi, edisi: 23)—ISSN-0923-4934.

Tujuan diumumkannya puisi-puisi ini di lembaran blog ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada kawan-kawan, baik dari Timor-Leste maupun Indonesia yang belum sempat membaca puisi-puisi ini sebelumnya.

Mulai hari ini aku akan memulai menerbitkan lagi satu per satu puisi tersebut dengan label "puisi lama".

Saya sangat mengharapkan komentar dan kritik terhadap karya-karya awal saya ini dari pembaca sekalian.

Dalam catatan ini saya sengaja menurunkan “Sekapur Sirih” yang saya tulis untuk kumpulan puisi tersebut.

Selamat membaca!

Salam,
Abé Barreto Soares
--

SEKAPUR SIRIH

“Poesia
Pardoname por haberte ayudado a comprender
que no estas echo solo de palabra”
ROQUE DALTON

Puisi-puisi yang ada dalam kumpulan ini kutulis selama aku hidup di perantaun sebagai seorang ‘political exile’. Beberapa puisi yang ada dalam kumpulan puisi ini telah muncul di beberapa penerbitan yang terdapat di Amerika Utara dalam versi bahasa Inggris.

Timor-Lorosa’e merupakan ekspresi puitikaku. Dalam kumpulan puisi ini, para pembaca akan menemukan sendiri banyak puisi-puisi yang bernafaskan perjuangan Timor-Lorosa’e untuk mencapai perdamaian, keadilan dan kebebasan.

Kumpulan ini merupakan kumpulan puisiku yang pertama yang kulakukan demi penerbitan bagi pembaca dalam skop yang lebih luas. Telah lama aku impikan untuk mengumpulkan puisi-puisiku ini. Dengan penerbitan puisi-puisi ini, boleh dikatakan bahwa impianku telah menjadi nyata.

Bagiku, menulis puisi merupakan sebuah perjuangan dalam kehidupan untuk tetap konsisten dalam mendengarkan teriakan suara hatiku dan kemudian menuangkannya lewat bentuk kata-kata. Dalam pengalamanku menulis puisi selama ini, aku merasa bahwa semakin aku banyak menuliskannya, semakin aku merasa aku belum memberikan kontribusi yang berarti bagi kehidupan sebagai seorang penyair. Aku selalu saja merasa gelisah dan tak berdaya di tengah-tengah hiruk-pikuk jaman.

Selamat membaca!

Amerika Utara, Desember 1994

Kesabere

No comments: