Wednesday, July 23, 2008

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 72

*) Sang Kahlik bersabda, "Akulah Tuhanmu. Akulah penciptamu." Sanggupkah kita tunduk, dan bersujud sembah?

*) Salam damai aku tawarkan/tanpa prasyarat/Masih saja kau menghindar/Masih saja kau mengelak/ Sampai kapan aku harus menunggu?//

***

Monday, July 14, 2008

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 71

13-7-2008

[Masih berada kini di tanah Jawa. Aku terus bertapa—larut dalam permenungan..]

*) Di tengah-tengah berkecamuknya ketegangan dan prahara, kita dituntut untuk senantiasa memiliki kebesaran jiwa. Sikap semacam ini akan membawa kita betul-betul masuk dalam relung-relung hati kita demi melakukan mawas diri. Mengalah bukan berarti kalah, ingat itu!

*) Aku kau dorong ke tembok. Naluriku mengatakan bahwa aku harus mempertahankan diri. Lalu kau bilang aku seorang pengacau?

*) Akuilah secara jujur segala kesalahanmu. Itu sikap yang kesatria.

*) Kita jatuh, dan jatuh lagi..Kita dituntut untuk bangkit, dan berjalan lagi..Perjalanan masih panjang..

Friday, July 11, 2008

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 70

[Kini aku di Jakarta. Datang dari Dili tanggal 8 Juli. Datang sebagai seorang 'pelancong budaya'.Terakhir kali aku ke Jakarta yakni pada tahun 1987. Jakarta masih tetap seperti dulu. Lalu lintasnya terus-menerus macet. Menginap di rumah kawan, Nelden asal Sumba....

Sebulan aku tak aktif di cyberspace karena kesibukan kerjaku di kantor dan kesibukan lain yang sangat menyita waktuku.]

*) Bahasa kasih melewati tapal batas; bahasa kasih adalah sebuah pemberontakan terhadap 'status quo'. Berbicara bahasa kasih, tak perlu adanya para penerjemah.

*) Hati-hati. Berhati-hatilah, aku katakan, kawan! Waspadalah selalu. Banyak serigala berkeliaran di tengah jalan. Banyak serigala berbulu domba.

*) Menjadi 'the warrior of the light" dibutuhkan sebuah ketahanan mental yang tangguh. Tantangan selalu saja menghadang dalam gerak langkah seorang "warrior of the light".

***