Wednesday, February 7, 2007

PUISI UNTUK ANTOLOGI (TIGA BAHASA) 1

Pengantar

Ketiga puisi berikut,yang tampil dalam tiga bahasa: Tetun, Indonesia dan Inggris ini telah diikutsertakan dalam naskah untuk antologi puisi Wordstorm, dan akan diterbitkan di Australia tahun ini. Aslinya ditulis dalam bahasa Indonesia.
Wassalam,
ABS
Dili, 7 Pebruari 2007
------------
BURAS ROHAN LAEK

Buat hotu sei rahun
Buat hotu sei nakfera
Buat hotu sei sai uut

Dubun foun sei mosu, haburas rai tetuk

Ita sei hamulak
Ita sei hananu knananuk bei ala
Ita sei tebe
Ita sei bidu
hadulas fatuk uma lulik

Biti boot sei nahe
Ita hotu sei tuur
Ita fuan sei mamar
Ita ulun sei malirin
Haklaken lia loos
Haktuir lia naksalak

K’solok domin sei mosu
K’manek dame sei matak
Buras no buras
Buras rohan laek
--
2006

FLOURISH EVERLASTINGLY

Everything will be crushed
Everything will be broken
Everything will become dusty

New buds will appear, flourishing the flat land

We will pray
We will sing the songs of ancestors
We will tebe*)
We will bidu**)
Circling the stones of the sacred house

A big mat will be spread out
We all will sit down
Our hearts will be soft
Our heads will be cool
Telling the truth
Recounting the wrong doings


The happiness of love will appear
The beauty of peace will be green
Flourish and flourish
Flourish everlastingly
--
June 2006

*) Tebe is a Timorese dance, usually performed by men and women in a circle by holding hands.

**)Bidu is another traditional Timorese dance, usually performed by men.


SUBUR TANPA AKHIR


Segalanya akan hancur
Segalanya akan pecah
Segalanya akan menjadi debu

Tunas baru akan muncul, suburkan tanah datar

Kita akan memohon
Kita akan menyanyikan nyanyian nenek moyang
Kita akan tebe*)
Kita akan bidu**)
Mengitari batu-batu rumah adat

Tikar besar akan digelarkan
Kita semua akan duduk
Kepala kita akan dingin
Hati kita akan mencair
Beberkan kebenaran
Tuturkan kesalahan

Kebahagiaan kasih akan muncul
Keindahan damai akan menghijau
Subur dan subur
Subur tanpa akhir

---
2006

*)Tebe adalah sebuah tarian tradisional Timor-Leste, yang biasanya dipagelarkan oleh kaum lelaki dan perempuan dalam bentuk lingkaran, dengan saling memegang tangan

**) Bidu adalah sebuah tarian tradisionnal Timor-Leste yang lain, yang biasanya dipagelarkan oleh kaum lelaki.


LIAN POVU NIAN


Lian Maromak, lian lulik na’in, hori uluk hori otas kedas
Keta koko, keta tahan, keta halimar

Lian povu nian, lian halerik, lian hamulak
Lian kro’at, halo mundu hakfodak

Lian povu nian, lian lulik na’in, lian kbiit tomak, sobu laran metan,
harahun laran fo’er

---
2006


THE VOICE OF THE PEOPLE

It is the voice of God, a sacred voice from time immemorial
Don’t ever test, don’t ever stop, and don’t ever play with it

The voice of the people is a crying voice, a praying voice
It is a sharp voice, surprising the universe

The voice of the people, a sacred voice, a powerful voice, crushing the impure hearts, smashing the dishonest hearts
---
2006


SUARA RAKYAT

Suara Tuhan, suara sakral sejak dari dahulu kala
Jangan coba-coba menantangnya, menahannya, dan jangan main-main

Suara rakyat, suara yang menjerit, suara yang memohon
Sebuah suara yang tajam, mengejutkan buana

Suara rakyat, suara sakral, suara dahsyat, merombak hati yang busuk,
menghancurkan hati yang kotor

---
2006


HA’U NU’UDAR FATUK KI’IK IDA NE’EBÉ ITA BO’OT TUDA BA IHA KOLAN LARAN
(Meditasaun Rai Nakaras Nian)

“wainhira moris nia instrumentu múzikal tomak sei atu toka, maka Ita Bo’ot nia liman mós sei atu hamosu knananuk domin nian.”
Rabindranath Tagore

Na’i, ha’u nu’udar fatuk ki’ik ida ne’ebé Ita bo’ot tuda ba iha bee kolan moos furak ida

No ha’u mout ba bee kidun

Teki-tekis husik hela laloran ki’ik, neneik-neneik hakbesik ba kolan ninin

Loro-matan nakaras
haklaken nia nabilan,
re’i bee kolan nia ibun kulit

Laloran ki’ik, ho maus hamosu furin
Laloran ki’ik, neneik-neneik halakon sira-nia an
---
2002-2005


I AM A PEBBLE THAT YOU THROW INTO THE POND
(An Evening Meditation)

“when all of the musical strings of my life will be played, then every touch of Yours will create the music of love.”
Rabindranath Tagore

Lord, I am a pebble that you throw into
a freshly transparent pond

And I am sinking

Soon leaving behind the ripple of waves, slowly moving to the edge

The evening sun
Shinning its lights, kissing the lips of the pond

The ripple of waves, gently foaming
The ripple of waves, slowly disappearing
---
2002-2005


AKULAH SEBUAH KERIKIL YANG KAU LEMPARKAN KE DALAM KOLAM
(Meditasi Senja)

ketika semua dawai kehidupanku akan dimainkan, maka
setiap sentuhan-Mu akan muncul musik cinta.”

Rabindranath Tagore

Tuhan, akulah sebuah kerikil yang Kau lemparkan
ke dasar sebuah kolam yang sejuk bening

Dan aku tenggelam

Sekilas tinggalkan riak-riak ombak, perlahan-lahan menepi

Mentari senja
pancarkan sinar, mencium bibir kolam

Riak-riak ombak, jinak-jinak berbusa
Riak-riak ombak, perlahan-lahan menghilang
---
2002-2005

No comments: