Wednesday, February 7, 2007

KORESPONDENSI SASTRA I

Pengantar

Acap kali aku berkorespondensi dengan kawan-kawan pencinta sastra, terutama pencinta puisi lewat SMS dan email.

Sebuah keasyikan tersendiri dalam bersastra. Aku peroleh apresiasi dan komentar yang kritis, dan tajam dari kawan-kawan tersebut. Hal itu membuat aku lebih bergairah untuk terus berkeliaran di jagat sastra.

Berikut adalah korespondensi lewat SMS dengan Zinha Viegas (ZV), seorang kawan Timor yang gandrung pada puisi (kami sudah banyak kali ber-SMS di masa-masa yang lalu) tadi malam [ketika lampu listrik padam].

Wassalam,
ABS
Dili, 7 Pebruari 2007
----

ABS: KEMATIAN/jangan cucurkan air mata/aku tak pergi/tetap disini/bersama kalian/menggantungkan cita-cita// [21:55:11/06-2-2007]

ZV:semoga kematian/tak memudarkan semangat/bagi yang ditinggalkan/p’jalanan panjang penuh liku/meraih cita luhur anak bangsa// [21:49:57/06-2-2007]

ABS: Tajam penafsirannya lewat puisi yang juga kuat. Tanx.// [22:44:19/06-02-2007]

ZV: Thanks jg my Dear, smg aku tdk k’hilangan total semangat buat bangkit. Realita Negeri terasa tajam menikam! Entah smp kpn keadilan dan kedamaian bersemi lg di Negeri yag porak poranda dan tak b-tuan ini?!? [22:15:55/06-02-2007]

ABS: Ya, nasib bangsa yang berduka karena luka. Adalah luka kita bersama. Yakinlah prima bahwa dgn segala daya yang kumiliki akan kuberikan semangat tk berjuang. Pasti di ujung terowongan akan ada sinar. [22:29:10/06-02-2007]

*****

No comments: