SEBUAH DIALOG PADA PERTENGAHAN TAHUN
(Refleksi Pagi)
Tuhan, aku cuma sebatang pencil yang Engkau gerakkan untuk menulis pikiran dan isi hati-Mu,
Tuhan, aku hanya sebatang seruling yang Engkau mainkan guna menghasilkan nyanyian-nyanyian surgawi-Mu yang melodius,
Tuhan, aku semata sebuah gitar yang Engkau petik demi memadahkan bunyi-bunyi, yang membangkitkan ruh-ruh yang lagi tidur pulas,
Tuhan, aku sekedar sebuah piano yang Engkau mainkan tuts-tutsnya, dan aku mendendangkan lentingan nada-nada yang melengking di malam yang sunyi dan senyap,
Tuhan, singkat kata,
ijikanlah aku untuk meminjam kata-kata Santu Fransiskus Asisi,
“Jadikanlah aku sebuah instrumen perdamaian”
di tengah-tengah jagat-raya
yang maha luas ini.
Tuhan, aku ingin setia,
dan patuh senantiasa terhadap segala kehendak-Mu
di bumi dan di surga.
Amin.
---
24 Juni 2008
Wednesday, November 5, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment