Friday, April 13, 2007

CATATAN SEORANG PNGEMBARA 14

MESTISU

Isu mestisu alias peranakan lagi-lagi dihembuskan para aktor politik di tanah air.

Kemarin sore di taman depan Kantor Pemerintahan, aku mencoba merenungkannya lagi. Berikut adalah cuplikan renungan itu:

"Sakit rasanya bila aku dicap "mestico sem patria". Darah ibuku menestes di tanah sakral ini ketika aku dilahirkan. Apakah aku tak pantas untuk mengklaim bahwa Timor-Leste adalah tanah tumpah darahku?"
--
*) Alam itu bijak. Ia telah menawarkan falsafah hidup bagi kita. Yang dituntut dari kita adalah menghayati falsafah tersebut dan mengamalkannya dalm hidup kita sehari-hari.

*) Tanggapilah setiap senyuman yang dilontarkan oleh sesamamu itu dengan segala ketulusan hatimu. Dengan demikian, ia akan merasakan adanya ketentraman dalam kehidupan kita ini.

No comments: