Sunday, February 22, 2009

PUISI BULANAN 33: PANTAI PASIR PUTIH--"ARREIA BRANCA DILI"



PANTAI PASIR PUTIH—“ARREIA BRANCA DILI”

Disini, kawan
Kita harus mengolah kata-kata, menjadi santapan rohani
--
Desember 2008

Tuesday, February 10, 2009

PROSA PUITIKA-5



Aku sakit berat; batinku tersiksa, ya Rabbi. Perkenankanlah aku menyentuh jubah-Mu! Siramilah aku pula dengan minyak zaitun kasih-Mu, agar aku lekas sembuh.

Monday, February 9, 2009

PUISI BULANAN-32-II: "THE ROAD LESS TRAVELLED BY"



THE ROAD LESS TRAVELLED BY

kita sudah pasti akan berpisah

jalan yang kutempuh—sunyi, penuh duri
aku berjalan seorang diri

pada akhirnya kita bakal bertemu lagi
pada akhirnya aku pasti tak akan malas
menuturkan selaksa kisah
--
Pebruari 2009

*)Isi puisi diterjemahkan dari karya aslinya, yang ditulis dalam bahasa Tetum.

PUISI BULANAN-32: "BERGURU PADA ALAM"



BERGURU PADA ALAM

alam telah banyak menulis
tentang kisah-kisah

alam senantiasa mengajak kita
mengeja dan membaca
--
Pebruari 2009

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 92

*) Penyair harus menggali dan menemukan kata-kata. Ia harus menemukan bentuk ucapannya yang khas.

Thursday, February 5, 2009

PUISI BULANAN-31: "OS SONHOS DOS POETAS LOUCOS"



*)OS SONHOS DOS POETAS LOUCOS

Impian para penyair berjejar dan saling merentangkan tangannya
Impian para penyair ber-bidu dan ber-tebe mengitari buana
dengan suka cita

Impian para penyair membangunkan aku,
dan khayalak yang masih dalam lelap tidur
--
Pebruari 2009

*)IMPIAN-IMPIAN PARA PENYAIR GILA
Aslinya ditulis dalam bahasa Tetum.
“Bidu” merupakan tarian yang diperagakan oleh laki-laki.
“Tebe” merupakan tarian yang diperagakan oleh baik perempuan dan laki-laki.

Wednesday, February 4, 2009

PROSA PUITIKA-4



Kehadiran seorang ibu di dunia dengan segala kerapuhan yang dimilikinya, memberikan dorongan kepadanya untuk mengangkat bicara. Suara ibu adalah sebuah suara emas. Sebuah suara yang halus. Sebuah suara yang penuh iba, kadangkala bersenandung di dalam angkasa sunyata.

Tuesday, February 3, 2009

PROSA PUITIKA -3



Di dalam momen-momen kesendirianlah kita banyak kali berpikir, dan mengambil keputusan-keputusan yang sangat menentukan dalam perjalanan hidup kita ini, yang penuh dengan hitam dan putih.

Monday, February 2, 2009

PROSA PUITIKA-2



Bunda laksana sebuah mata air, yang mengalir sepanjang waktu. Dengan air, kubasuh luka-luka. Dengan air, luka-luka menjadi sembuh.

CATATAN SEORANG PENGEMBARA 91

*) Kerinduan akan diri-Nya merupakan sebuah kerinduan abadi.

*) Catatlah catatan kehidupanmu serapi mungkin!